Rabu, 06 Oktober 2010

Glass Splinter Missing 1.4


Usai kuliah Ludhe jarang langsung pergi menuju biliknya. Seperti rutinitas yang sering di lakukannya, online di taman sebelah tugu yang ada di kampusnya. Mahasiswi semester empat ini, selalu menantikan kedatangan morot vixion merah yang usai di modif melintas di depannya. Syukur-syukur kalau di juga berhenti dan ikut online di taman di mana dia berada. Walaupun sebenarnya mereka sering online bareng sih. Karena, kalau boleh di bilang mereka sebenarnya bukan lah sekedar teman yang pergi beramai-ramai untuk kesenangan semata dan tanpa memperdulikan orang lain di antarannya. Melainkan mereka sudah seperti sahabat atau sodara. Tapi anehnya, kenapa Ludhe bisa mempunyai perasaan lebih kepada Ergi?. Mungkin seperti apa yang orang jawa katakan. “ Witing tresno jalaran soko kulino”. Atau kalau dibahasa Indonesiain, “ cinta itu di awali karena sudah terbiasa bersama”. Yah gimana enggak?. Mereka mulai kenal satu sama lain berawal dari ospek yang saling membutuhkan barang bawaan ospeknya yang kurang. Saling tukar menukar kalau ada yang lebih. Berawal dari kecanggungan dan berjalan belajar untuk menetralisir semua keraguan sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan dan fakta dari itu semua, salah satu diantara mereka menganggap persahabatan mereka berubah menjadi sebuah cinlok.
 Cinta lokasi tanpa ada kepastian di antara keduanya. Berusaha saling menunggu. And well , masih belum jelas titik terang antar keduannya itu menyatu. Tetapi banyak opini yang bilang, kalau persahabatan yang di jalin antara cewek dan cowok, itu pasti berakhir dengan jalinan kasih sayang atau gampangnya di bilang pacaran.

0 komentar:

Posting Komentar