Rabu, 06 Oktober 2010

Glass Splinter Missing 1.2

“ Mid gila ni anak. Ganjen banget sih ama si Ergi?” sergap Ludhe penuh emosi, seketika dia sedang melihat FB Ergi. “ Udah lah De’ biarin aja. Mungkin tu si Ergi malah tambah ilfeel sama tu cewek. Kan Okctora temen kita juga De’. Tega banget sih lo!”. Sahut Mimid dengan nada yang tidak mempihak kedua-nya. “ Ia juga sih.., ah biarin deh belum tentu juga apa yang kita harepin bisa kewujud, siapa dia siapa gue coba?”. Ludhe menyimpan perih di hatinya walaupun status “pacaran” tidak ada diantara ke duanya. Ludhe kembali mengeraskan volume laptopnya. Dan asyik menggerakan jari-jarinya di atas keyboard laptop vaio nya. Tiba-tiba terdengar suara mobil yang sedang berhenti di depan rumahnya. Ludhe dan Mimid mengabaikan suara itu. Mereka asyik dengan pekerjaan masing-masing.
            “ Tok… tok…tok…Mid,,Mimid.” Suasana di dalam rumah hening sejenak ketika suara itu menggema di depan rumah kontrakannya.” Ia..ia.. bentar”. Hentakan kaki Mimid yang begitu keras bak ingin merobohkan rumahnya. “ Pelan Mid, lo kan belom mandi.. pake parfum sana biar wangi..ckckckc”. Sindir Ludhe dengan nada bersahabat dan suara cekikikan kecil. Mimid bergegas membukakan pintu buat Anjar. Kekasihnya. Dengan berbekal muka bantal yang tertutupi oleh muka tebalnya.
            “ eh Anjar..pagi banget sih kesininya?” suara manja Mimid yang terdengar hingga gendang telinga Anjar. “ pliss deh Mimid syang… jam berapa ini masih kamu bilang pagi?”. Menyodorkan arloji miliknya tepat di depan ke dua mata Mimid .
            “ kan paginya Mimid emang jam segini njar…”.Sahut Ludhe dengan suara keras dari kamarnya. Mimid tak memperdulikan celotehan Ludhe . Segera dia menyeret kedua lengan Anjar melalui gagang pintu rumahnya. Sembari Anjar duduk Mimid bergegas menbuka semua korden beserta jendela yang ada di ruang lantai bawah. Keadaan ruang masih rapi .Hanya beberapa barang yang berserakan gara-gara ulahnya dan Ludhe kemarin malam. Mimid nyalakan TV flat yang ada di ruang tamu tersebut. “ yank aku mandi dulu ya! Hehe..”. Ketawa kecil Mimid mengakhiri pembicaraan mereka berdua sebelum bergegas untuk mandi. Tak lama kemudian Anjar melihat Ludhe keluar dari pintu kamarnya. 
            “ Lho? Lo belum di kasih minum sama si Mimid?”. Celetuk Ludhe tiba-tiba. Anjar hanya melihat Ludhe dengan gaya bicara yang ngak mengenal space. “Rapi banget dhe’? mau kemana? Keluar ama gebetan ya??”.
“siapa? Ga ada gebetan lagi”. Jawabnya dengan tampang tampang muka inocen.
“ Itu tu si Ergi mau siapa lagi? Eka? “.
“ Ih ngawur banget sih lo ngomongnya? Ngak ada hubungannya lagi gue sama dua orang itu. Apalagi mas Eka. Dia Cuma kakak ketemu gede gue.ngak ada lebihnya.”. Jelasnya agak menutup nutupi.

0 komentar:

Posting Komentar