Tengah malam, Ludhe masih tertidur pulas. Ergi tidak berani membangunkan untuk mengisi kekosongan perutnya. Muka Ludhe bener-bener terlihat capek. Sedangkan Ergi hanya tidur-tiduran di sofa kamar Ludhe sambil online dan mengawasi Ludhe. Hal seperti ini sudah biasa di lakukan mereka berdua. Menjaga satu sama lain saat salah satu diantara mereka sakit. Karena mereka sendiri tidak akan berbuat hal-hal yang aneh di dalam kamar.Walau berdua sekalipun. Ergi tetep asyik online dengan laptop Ludhe. Tiba-tiba Ludhe bangun tanpa Ergi sadari.
“lho? Lo tidur sini Gi?”. Suara Ludhe mengagetkan Ergi tiba-tiba.
“ Ow dasar . Bikin jantung copot aja. Ia tadi kamu itu tiba-tiba tidur di bahuku. Muka mu keliatan capek banget, badan mu lemes. Ya udah tak bawa ke kamar”. Ergi bangkit dari kursinya. Berjalan keluar kamar. Menyusuri benda-benda yang ada di rumah itu, Ergi ke dapur untuk mengambil makanan buat Ludhe. Terlihat sepotong paha ayam, sambal dan beberapa sayuran hijau yang terhias di atas piringnya. Di sebelah kanan membawa piring se isinya, dan di sebelah kiri tangan Ergi membawa segelas air minum.